Reinkarnasi
By : Pishella Suryoputri
Wahai, Semesta..
Penguasa bagi segala yang nyata dan fana..
Andai boleh aku bertanya,
Namun janganlah kau murka..
Jika dapat kau katakan
Apa aku berbuat kesalahan
Siapa aku di masa lalu
Hingga kini ku jadi benalu
Untuk hidupku sendiri
Parasit bagi sosok yang rumit
Berbelit hingga semua terasa pahit
Aku benci menjadi empati
Aku lelah menjadi pasrah
Berulang kali aku diberi kesempatan hidup
Dengan kekuatan yang tak kunjung redup
Hingga aku terpaksa menjadi tertutup
Bukan aku tak bersyukur
Tapi jiwa-jiwa ini semakin lebur
Dalam dunia yang penuh takabur
Alam yang sulit mengerti arti kata jujur
Seringkali aku lemah dan termangu
Menanggung perih yang bahkan bukan punyaku
Ingin rasanya berontak..
Namun bukan tugasku tuk menggertak
Memendam apa yang kudengar
Suara hati dan hingar bingar
Berbagai dimensi ku arungi
Menjadi saksi lapisan kehidupan yang terjebak hingga masa
kini
Mereka tak mengerti,
Mereka tak memahami..
Tapi itulah mereka yang tak mau membuka mata..
Biarlah paham dengan cara pemaknaannya
Terkadang..
Ketika otak sedang kehilangan sinkronisasinya dengan hati,
ya jadi begini..
Hasrat melompat, terbebas dari dunia yang selalu memberi
batas,
Lari dari semua sinergi yang terus melingkari kemanapun aku
pergi
Mungkin..
Aku hanya merindukan masa ku sebelumnya, ketika aku menjadi
siapa..
Saat itu aku memilih melintasi malam, menanti rembulan atau
lampu dan cahaya..
Saat manusia sudah tak bisa lagi memaklumi isi hati nurani
Kembali aku berteman dengan sunyi
Menyadari tak seorangpun mampu lari dari kenyataan
Atau memilih tempat kita akan dilahirkan
Yang dapat kulakukan hanyalah bertahan
Sambil terus menjalankan kewajiban
Tuhan punya rencana, dan aku percaya
Walau takdir terus mempermainkan dan tertawa
Menampar diri dengan kepahitan realita
Untuk menyadarkan aku ini siapa..
Dan kepada jiwa-jiwa yang terluka..
Bersabarlah, hingga kehidupan berikutnya..
Sambil terus berjuang bersama..